Tanda Stroke Pada Anak, apa saja?
Selain sering terjadi pada lansia, stroke ternyata bisa terjadi pada anak-anak bahkan pada bayi. Hal yang sangat disayangkan adalah ketika stroke terjadi pada anak-anak atau bayi ini, mereka tidak bisa menceritakan dengan jelas apa yang terjadi.
“Pada anak-anak, apalagi bayi kan belum bisa cerita apa yang terjadi, mereka bisanya cuma nangis. Orang tua ini yang harus memahami anak apalagi jika nangisnya tidak seperti biasanya” jelas Dr. dr. Prastiya Indra G, Sp. A (K), tim dokter dari Mitra Keluarga Surabaya saat memberikan presentasi di seminar stroke yang digelar oleh Mitra Keluarga dan Brain and Spine Center Suabaya, sabtu (29/10) sore.
Selain orang tua, orang-orang dewasa yang hidup di sekitar anak-anak atau bayi, sebaiknya memahami pola perilaku anak. Jika ada perubahan pada gerak, atau cara bciara anak, misalnya biasanya sangat ceria dan aktif, namun tiba-tiba terlihat seperti malas mau melakukan hal-hal kebiasaannya.
“Kalau sudah ada sesuatu yang berubah, sebaiknya segera dibawa ke dokter. Apalagi jika ada perubahan kelemahan anggota gerak badan, harus segera dibawa ke IGD agar tidak terlambat dalam penanganannya”, tegasnya.
Dokter spesialis anak yang mempunyai kompetensi dalam bidang saraf anak ini menegaskan bahwa stroke sebenarnya banyak terjadi pada anak-anak. Seringnya yang ia temui anak tiba-tiba jalannya tertatih-tatih dimana harusnya sudah lancar, ada keterlambatan bicara, senyumnya yang tidak simetris, dsb. “Belum saya temui yang sampai menyebabkan kematian, beberapa ya kejadian kelemahan fungsi saraf seperti itu”.