Tangani Masalah Nyeri Pinggang
Nyeri pada tulang belakang merupakan alarm tubuh untuk segera mengoreksi kesehatan Anda. Karenanya, jika disepelekan, rasa sakit bakal bertambah dan membahayakan sang penopang tubuh.
Nyeri pinggang bagian bawah (low back pain) sebagian besar disebabkan oleh faktor mekanis sehubungan dengan cedera pada bagian gerak dari tulang pinggang (vertebrata lumbal) dan jaringan pendukungnya saat pergerakan tubuh.
“Hal ini meningkat kejadiannya seiring dengan proses penuaan alami yang terjadi juga pada tulang belakang terutama tulang pinggang yang fungsinya menyangga beban tubuh dan menyokong gerak tubuh pada bagian atasnya” jelas dr. Erliano Sufarnap, SpBS dari Brain & Spine Center – RS. Mitra Keluarga Surabaya ini.
Nyeri pinggang bagian bawah ini dapat terjadi secara tiba-tiba, seperti setelah kejadian trauma, kecelakaan, dan setelah mengangkat beban berat. bisa juga terjadi perlahan karena terjadi pergeseran tulang yang disebabkan oleh usia.
Beragam kasus tulang belakang diawali rasa nyeri yang disebabkan oleh hemiasi diskus lumbalis, penyimpatan saluran saraf, pergeseran tulang (spondylolistesis), osteoporosis, infeksi (spondilitis tuberkulosis), patah tulang, kelainan seperti tumor. Beberapa diantaranya dapat menyebabkan gangguan saraf yang serius jika terlambat ditangani.
Perlu diperhatikan bila nyeri pinggang terjadi setelah kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, terpleset, atau cedera saat olahraga, sebaiknya segera konsultasi pada dokter. Hal itu bertujuan untuk menilai apakah ada gangguan saraf.
Pasien yang datang ke Brain and Spine Center RS Mitra Keluarga Surabaya – Darmo Satelit banyak mengeluhkan nyeri pinggang bagian bawah. Pemeriksaan awal dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan, berupa foto rontgen, MRI atau CT scan tulang belakang. Pemeriksaan elektromiografi (EMG), diskografi, dan bone densitometry dilakukan sesuai keperluan serta kondisi pasien.
“Pada umumnya, nyeri pinggang tidak memerlukan tindakan operasi karena bisa dilakukan dengan mengurangi aktivitas atau tirah baring sementara. Bisa juga mengonsumsi obat pereda nyeri atau pereda reaksi radang serta konsultasi dengan bagian rehabilitasi medik untuk terapi fisik (fisioterapi) serta tindakan intervensi nyeri”, jelas dr. Erliano Sufarnap, SpBS.
Tindakan operasi hanya akan dilakukan jika pasien tidak bisa bergerak secara normal hingga aktivitasnya sangat terbatas. Juga, mengalami gangguan fungsi saraf yang semakin berat seperti kelemahan sampai kelumpuhan kedua tungkai, gangguan buang air kecil/besar, rasa kesemutan yang menjalar dan berat dan hilangnya rasa raba di sekitar lubang anus, gangguan pada berdiri atau berjalan, serta pengobatan tanpa operasi tidak berhasil menghilangkan keluhan.
“Dokter ahli bedah saraf akan memberikan solusi tindakan bedah sesuai dengan kondisi kelainan yang dialami pasien. Banyak cara operasi atau tindakan bedah saat ini yang dapat membantu pasien untuk segera kembali pada aktivitas seperti semula” jelas dr. Erliano Sufarnap, SpBS.
Konsep Pendekatan Multidisiplin
Menjaga tulang bisa dilakukan dengan berolahraga, minum suplemen kalsium dan vitamin D, serta mengonsumsi makanan yang cukup mengandung mineral. Tubuh yang aktif akan merangsang tulang untuk regenerasi.
Untuk menangani seluruh kasus saraf, membutuhkan penanganan komprehensif. Sebagai bentuk kepedulian pada kesehatan masyarakat, RS. Mitra Keluarga Surabaya – Darmo Satelit telah menyediakan Brain and Spine Center.
Konsep pendekatan multidisplin dan teknik operasi yang minimal invasif dengan ditunjang alat, instrumen terbaru dengan pelayanan medis serta bedah sesuai standar internasional. Semua sektor disiapkan untuk memberi pelayanan terbaik. Sumber daya yang lengkap dan kompeten, ketersediaan fasilitas penunjang untuk rawat inap, unit gawat darurat, diagnostik, ruang operasi, dan perawatan pascaoperasi.
Artikel ini telah diterbitkan di Jawa Pos