HealthFlex
×
  • Beranda
  • Tim Dokter
    • dr. Asadullah
    • dr. Asra Al Fauzi
    • dr. Eko Agus Subagio
    • dr. Nur Setiawan Suroto
  • Pasien
    • Fasilitas
    • Panduan Pasien
    • Testimoni
  • Pelayanan
    • Brain Tumor Center
      • Adenoma Hipofise
      • Acoustic Neurinoma
      • Glioma
      • Hemangioblastoma
      • Meningioma
    • Functional Neurosurgery Center
      • Hemifacial Spasm
      • Operasi MVD (Microvascular Decompression)
    • Neurotrauma
      • Spinal Trauma
    • Pain Management Center
      • Trigeminal Neuralgia
    • Spine Center
      • Cervical Disc herniation
      • Cervical Spondylosis
      • Lumbar Disc Herniation
      • Minimally Invasive Spine Surgery
      • Spinal Trauma
      • Spinal Tumors
      • Spondylolisthesis
    • Vascular Neurosurgery Center
      • Aneurisma
      • Arteriovenous Malformations (AVM)
      • Cavernous Malformations (Cavernoma)
      • Perdarahan Otak Spontan
      • Stroke Iskemia
  • Tentang Kami
  • Artikel
    • Agenda
    • Artikel
    • Dokumentasi
    • Stroke Survivor
  • Hubungi Kami
    • FAQ
    • Kamus Kesehatan

Cara Ampuh Melawan Tumor GBM (Kanker Otak)

Cara Ampuh Melawan Tumor GBM (Kanker Otak)
Uncategorized

Penyintas Kanker Otak Berbagi Resep Panjang Umur

Stop Makan di Luar, Tetap Rajin ke Fitnes
Artis dan mantan atlet binaraga Agung Hercules didiagnosis mengidap glioblastoma multiforme (GBM). 

Merupakan penyakit kanker otak paling ganas di antara lainnya. Tidak menyebar, tetapi mudah sekali membesar. Rata-rata penderitanya hanya bertahan hingga 8 bulan. Namun, Herry Gunawan mampu survive hingga tahun keempat saat ini.

HERRY Gunawan meniti sepeda motornya. Melaju di tengah keramaian kendaraan pagi itu. Dia berhenti di area parkir kompleks olahraga POR Surya Naga, Bubutan, Surabaya. Herry lantas berganti kaus dan celana training selutut. Kemudian masuk ke ruangan berukuran kurang lebih 5 x 10 meter. Ada banyak alat olahraga seperti treadmill, smith machine, cable machine, dan squat rack.

Pria 44 tahun tersebut mendekati smith machine. Duduk di kursi di tengah alat itu. Punggungnya bersandar. Dia mulai menggenggam besi panjang di atasnya. Gerakan tangannya vertikal, meletakkan besi panjang yang sudah dibebani dengan barbel itu menuju tatakan di atasnya. Beberapa waktu Herry berlatih dengan alat tersebut. Sebelum berpindah ke alat lainnya.

Hampir setiap hari Herry mendatangi tempat kebugaran itu. Biasanya dua jam di sana, dimulai pukul 06.00. Memang ada keinginan memiliki bentuk tubuh yang bagus. Namun, bukan itu tujuan utamanya. Ada pola hidup yang ingin dia ubah.

Lelaki tersebut pernah hampir mendekati ajalnya. Gara-gara penyakit yang menyerang tubuhnya. Pada Oktober 2015 dia merasa pusing berkepanjangan. Jalan saja sudah tak seimbang. Dokter mengatakan bahwa Herry menderita penyakit kronis.

Namun, dokter tak memberi tahu secara pasti apa penyakitnya. Istri Herry, Efie Yuliana, yang diberi tahu bahwa sakitnya itu adalah kanker otak stadium IV. Biasa disebut Tumor GBM. Bahkan, Herry tidak diberi tahu divonis hanya memiliki sisa umur 6 bulan.

Karena merasakan tubuhnya yang semakin tidak beres, saat di rumah Herry menggeledah lemari dan membuka semua berkas dari rumah sakit secara sembunyi-sembunyi. Dia berusaha mencari tahu semua keterangan yang tertulis dalam berkas melalui internet.

“Saya syok dan sempat stres juga saat itu mengetahui penyakit tumor GBM. Saya nggak percaya kenapa ini menyerang saya. Padahal, saya termasuk orang yang sering olahraga. Saya sudah mulai terbiasa fitnes sejak lama,” paparnya.

Namun, Herry menyadari bahwa kebiasaan buruknya yang lain yang mungkin menjadi pemicu tumor GBM. Yakni makan makanan tidak sehat, begadang, dan merokok. Untuk membantu kesembuhannya, dia menjalani operasi pertama pada November 2015. Pada pemeriksaan MRI, di otaknya masih tersisa sedikit sel kanker. Dia harus dioperasi lagi pada 2017. Selanjutnya, dia menjalani serangkaian pengobatan kemoterapi dan radiasi.

Sejak menjalani proses pengobatan, hari-harinya dilalui dengan mencoba memperbaiki gaya hidup. Herry berhenti total merokok. Makan dan tidur lebih diatur. Dia tak lagi sering makan di luar rumah. Makan makanan masakan istrinya di rumah dirasa yang paling aman.

Selain itu, Herry lebih sering fitnes. Dia yakin sebenarnya bukan penyakitnya itu yang membatasi umurnya. Sang Pencipta-lah yang mengatur umur setiap orang. Keluarga selalu mendukung kesembuhannya. Terutama istrinya. “Tak henti-hentinya istri saya memberi semangat dan membantu saya saat sedang down,” kenang Herry.

Pemantik semangatnya yang lain adalah saat mengetahui saudaranya yang lebih muda meninggal. Hal itu semakin membuat Herry yakin penyakitnya tak menjadi penentu ajal semakin dekat. “Kita nggak pernah tahu kapan akan mati. Belum tentu orang yang sakit akan meninggal duluan,” tutur dia.

Itu membuatnya lebih bersyukur kepada Sang Pemberi Hidup dan menjalani hayatnya tanpa takut. Hingga hampir empat tahun berselang, keadaannya jauh lebih baik. Herry tetap menjalani pekerjaan sebagai tenaga pemasaran perusahaan besi. Bedanya, dia lebih berhati-hati terhadap kesehatan. Setiap sakit kepala sedikit, dia waswas penyakit tumor GBM itu datang lagi. “Saya konsultasikan dengan dokter langsung bila kepala pusing,” ucap ayah dua anak tersebut.

Saat ini Herry sudah seperti orang sehat lainnya. Bahkan, tak terlihat sebelumnya dia pernah sakit kronis. Temannya di tempat fitnes mengatakan bahwa Herry adalah lelaki yang rajin olahraga. “Dia tetap olahraga rutin meskipun sedang sakit kanker otak,” ucap Sugeng Riyadi.

Herry, menurut Sugeng, adalah seseorang yang penuh semangat dan ulet. Entah dari mana dorongan itu. “Yang jelas, selama di tempat fitnes, saya tak pernah melihatnya jatuh sakit,” ucapnya. Pun, Sugeng tak pernah mendengar keluh kesah Herry.

Yang menangani Herry adalah Dr dr Asra Al Fauzi SE MM SpBS (K) FICS IFAANS. Dokter yang tergabung dalam tim dokter Brain and Spine Center RS Mitra Keluarga Surabaya itu menyatakan tidak menyangka Herry dapat bertahan hingga hampir 4 tahun.

Padahal, rata-rata pasien hanya mampu bertahan 6-8 bulan setelah penyakitnya masuk stadium IV. “Tapi, memang operasinya dulu bisa kami angkat semua tumornya. Sehingga memang mungkin bisa membantu kesembuhan juga. Ditambah dengan kemoterapi dan radiasi,” jelasnya.

Asra mengaku selalu memberikan saran agar tetap optimistis dan positive thinking. Juga keluarga harus supported. “Semangatnya bagus. Dia mau menjalani semua prosedur yang disarankan dokter. Dia juga bersedia mengikuti semua program terapi yang saya anjurkan,” ungkapnya.

KARTIKA SARI, Surabaya

 

Diskusi

komentar

Pencarian

Artikel Terbaru

  • Endoskopi Saraf Terjepit, Solusi Minim Invasif
  • Nyeri Pundak Menjalar ke Tangan
  • TB Tulang Belakang: Mengenal Infeksi pada Tulang Belakang
  • Dampak Kekerasan pada Kesehatan Otak: Apa yang Harus Anda Ketahui
  • Suntik Anti Nyeri Facet Block

Kategori

  • Agenda
  • Artikel
  • Dokumentasi
  • Images FG
  • News
  • Spine
  • Stroke Survivor
  • Uncategorized
  • Video

Brain and Spine Center

Pelayanan Terpadu Kelainan Otak dan Tulang Belakang

(6231) 7345333 Ext: 5222 / 085549001600

konsultasi@bscmitra.com

https://bscmitra.com

Jl. Satelit Indah II, Darmo Satelit Surabaya – 60187

Center of Excellence dari:
Anggota dari:

Artikel Terbaru

  • Endoskopi Saraf Terjepit, Solusi Minim Invasif

    Apa Itu Endoskopi Saraf Terjepit? Endoskopi saraf terjepit adalah metode...

  • Nyeri Pundak Menjalar ke Tangan

      Apa Itu Nyeri Pundak yang Menjalar ke Tangan? Secara...

  • TB Tulang Belakang: Mengenal Infeksi pada Tulang Belakang

    Tuberkulosis tulang belakang, dikenal juga sebagai spinal tuberculosis, adalah infeksi...

Copyright © 2024 Brain and Spine Center
Mitra Keluarga Hospital's Center of Excellence
Butuh bantuan?
1
Powered by Joinchat
*Appointment dokter Brain and Spine Center Mitra Keluarga Surabaya
Nama: ...
Alamat: ...
No. Telp yang bisa dihubungi: ...
Open chat