Neuroscience 20 Summit – G20 (BRAIN, MENTAL HEALTH and SPINE)
Neuroscience 20 Summit(BRAIN, MENTAL HEALTH and SPINE) – adalah bagian dari pertemuan para petinggi di acara G20 (Goverment’s 20). G20 adalah forum pertemuan para petinggi negara dari negara-negara yang tergabung yaitu: Argentina, Australia, Brazil, Canada, China, France, Germany, India, Indonesia, Italy, Japan, Republic Of Korea, Mexico, Russia, Saudi Arabia, South Africa, Turkey, The United Kingdom, The United States dan The European Union.
Dalam acara G20 ini ada 10 forum yang resmi terafiliasi dengan G20 yaitu; Business 20 (B20), Youth 20 (Y20), Labour 20 (L20), Think 20 (T20), Civil 20 (C20), Women 20 (W20), Science 20 (S20), Urban 20 (U20), Parliamentary 20 (P20), dan Supreme Audit Institution 20 (SAI 20). Dan selain itu, ada beberapa forum 20 yang tidak terikat secara resmi namun saling bersinergi untuk berkoordinasi terkait apa yang sedang terjadi di seluruh dunia sesuai dengan kapasitas ilmu dan keahliannya. Salah satunya adalah Neuroscience 20 (N20)
N20 adalah forum yang diinisiasi oleh The Society for Brain Mapping and Therapeutics (SBMT) pada tahun 2014. Menggabungkan para ilmuwan, insiyur, dan para dokter spesialis yang mempunyai spesialisasi dan ilmu mengenai ilmu kesyarafan dan kelainannya.
Pada tahun ini N20 diadakan di Bali, Indonesia dan ketua pelaksana N20 Summit 2022 adalah tim dokter kami Dr. dr. Asra Al Fauzi, Sp. BS (K) FICS, FACS, IFAANS. N20 summit tahun ini bertujuan untuk saling bertukar penelitian ilmiah antar disiplin ilmu mengenai cara pendiagnosaan dan pengobatan kesarafan yang terbaru dan terbaik.
“SDM dan keuangan yang dikeluarkan untuk pengobatan kelainan saraf di dunia sangat besar. Biaya untuk pasien Alzheimer di Amerika saja sekitar 200 milyar dollar Amerika tiap tahunnya. Biaya ini bisa membengkak sekitar Satu trilyun dollar Amerika di 10 tahun ke depan” Ujar dr. Babak Katep, Ketua SBMT.
“Dengan adanya N20 summit ini, diharapkan para ilmuwan, insiyur, dan para dokter spesialis ini bisa mencari solusi agar biaya ini bisa ditekan, salah satu caranya misalnya adalah dengan screening neurological disorder lebih awal” Jelas dr. Asra Al Fauzi, Sp. BS (K).
oleh: David R. Sentika