Garam Bisa Menyebabkan Stroke dan Demensia
Sudah lama diketahui bahwa mengonsumsi segala sesuatu secara berlebihan sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh, tidak terkecuali terlalu banyak mengonsumsi garam. Mengonsumsi garam terlalu banyak dapat menyebabkan stroke dana tau penyakit jantung. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kelainan-kelainan yang terjadi pada saraf otak, kecerdasan kita juga dipengaruhi oleh terlalu banyaknya mengonsumsi garam.
Constantino Iadecola, direktur dari Feil Family Brain and Mind Research Institute di New York dan timnya menemukan gejala ini pada hasil riset yang dilakukan pada tikus. Tim Ladecola memberikan sekelompok tikus dengan setara makanan manusia namun dengan kadar garam yang tinggi selama 12 minggu. Pada minggu pertama riset, perilaku tikus-tikus ini sudah menampakkan penurunan kognitif, meski tidak ada perubahan tekanan darah.
“Tikus itu termasuk binatang yang cerdas, mempunyai keingintahuan yang banyak dan melihat hal baru. Namun pada tikus-tikus dalam riset ini, ditemukan kelainan perilaku dimana mereka mulai kehilangan kemampuan mengidentifikasi hal yang normal mereka lakukan setiap harinya. Contohnya adalah ketika tikus harus membuat kendang, yang dimana itu adalah kegiatan sehari-harinya, tapi mereka tidak bias melakukannya” jelas dokter yang juga merupakan Editor di Journal of Neuroscience ini.
You are What You Eat
Peribahasa Kamu adalah apa yang kamu makan ternyata ada benarnya. Profesor Bryce Vissel, direktur pusat ilmu syaraf di University of Technology Sydney mengatakan bahwa penelitian baru ini dengan ‘elegan’; menunjukkan bukti tingginya kadar garam mempengaruhi fungsi otak.
“Ini menunjukkan hal yang mempengaruhi proses kekebalan di dalam usus, pada asalanya jgua berpengaruh pada proses kekebalan di dlaam otak” imbuhnya.
“Perubahan dalam organ pencernaan ini kemudian mempengaruhi respons dalam tubuh termasuk kerja otak. Bagaimana hal ini kemudian secara langsung menyebabkan demensia, atau kelainan syaraf otak lainnya, belum diketahui. Namun jelas hubungan antara apa yang kita makan dan kinerja otak ada hubungannya” kata Profesor Vissel.
Jurnal terkait bisa diunduh pada alamat berikut: https://www.nature.com/articles/s41593-017-0059-z